Matahari kita adalah sebuah bintang, yaitu bola gas panas raksasa
yang mengeluarkan energi dan cahaya. Ukurannya begitu besar dibandingkan
dengan Bumi dan planet-planet lainnya. Namun sebenarnya, Matahari
termasuk bintang yang ukurannya biasa saja. Masih banyak bintang lain
yang berukuran jauh lebih besar ataupun jauh lebih kecil darinya. Tetapi
tetap saja Matahari adalah satu bintang yang sangat istimewa bagi
manusia, Bumi, dan tata surya kita.
Matahari memiliki diameter 1,4 juta km dan massa 1,9 x 10^30 kg. Di
galaksi Bimasakti, ukuran sebesar ini termasuk dalam 10% yang terbesar.
Jauh lebih banyak bintang dengan ukuran dan massa yang lebih kecil (yang
terbanyak adalah bintang dengan massa setengah massa Matahari).
Matahari adalah bintang deret utama dengan kelas G2. Materi
penyusunnya adalah hidrogen sebanyak 70%, helium 28%, dan sisanya unsur
berat lain. Permukaannya (fotosfer) bersuhu 5.800 K, sedangkan di bagian
pusat suhunya mencapai 15 juta K. Cahaya Matahari yang berwarna putih
kekuningan yang bisa kita lihat berasal dari lapisan fotosfer. Di
lapisan ini terdapat banyak kejadian menarik, di antaranya adalah bintik
Matahari, granulasi, prominensa, dan filamen. Di bagian luar terdapat
atmosfer yang disebut korona. Bagian ini memiliki temperatur 5 juta K.
Karena terangnya fotosfer, kita tidak dapat mengamati korona kecuali
ketika terjadi gerhana Matahari total.
Sebagai sebuah bintang, Matahari memiliki pabrik pembangkit energi
yang sangat aktif di bagian pusatnya. Di bagian yang kerapatannya sangat
tinggi ini (150 kali kerapatan air), atom-atom hidrogen bereaksi
membentuk helium dalam serangkaian reaksi. Reaksi penggabungan (fusi)
ini menghasilkan energi yang sangat besar, yaitu 386 miliar miliar juta
watt. Setiap detiknya, sebanyak 700 juta ton hidrogen diubah menjadi 695
juta ton helium dan 5 juta ton energi dalam bentuk sinar gamma.
Bintik Matahari adalah suatu area gelap di fotosfer yang suhunya
lebih rendah relatif terhadap sekitarnya (3800 K berbanding 5800 K).
Keberadaannya bergantung pada aktivitas medan magnet di Matahari. Dan
jumlahnya akan meningkat atau menurun secara periodik, setiap 11 tahun
sekali. Jika jumlahnya sangat banyak, maka kita sebut Matahari sedang
berada dalam masa aktif. Diperkirakan puncak dari keaktifan Matahari
yang berikutnya akan terjadi pada tahun 2013 nanti. Mungkin kita sering
mendengar hal ini dari isu kiamat 2012. Namun tentu saja keduanya tidak
ada berkaitan.
Sebagaimana manusia, bintang juga lahir, tumbuh besar, lalu mati.
Semakin besar massa sebuah bintang, maka kala hidupnya semakin singkat
dan sebaliknya. Usia Matahari saat ini, atau sama dengan usia tata surya
kita, adalah sekitar 4,57 milyar tahun. Diperkirakan Matahari masih
akan terus seperti sekarang hingga 5 milyar tahun lagi. Setelah itu,
Matahari akan memasuki fase raksasa merah (red giant). Disebut demikian
karena ukurannya akan membesar hingga 250 kali lipat dan mungkin akan
mencapai orbit Bumi (sejauh 150 juta km).
Evolusi seperti ini adalah hal yang biasa untuk bintang bermassa
kecil dan menengah. Di akhir kehidupannya, Matahari tidak akan menjadi
supernova dan lubang hitam karena evolusi tersebut hanya untuk bintang
bermassa besar. Setelah tahap raksasa merah, kemudian Matahari akan
melontarkan lapisan luarnya hingga membentuk planetary nebula. Bagian
yang tersisa dari Matahari hanyalah intinya saja, yang disebut dengan
bintang katai putih (white dwarf). Akhirnya ia akan mendingin secara
perlahan hingga milyaran tahun.
Peran penting Matahari bagi masyarakat sudah tampak dari berbagai
peradaban kuno. Di jaman Yunani kuno Matahari disebut dan dipuja sebagai
dewa Helios. Sedangkan di jaman Romawi Matahari diperlakukan sama
dengan sebutan Sol. Matahari juga berperan penting di tata surya kita.
Massanya mencapai 99,86% dari massa total tata surya. Hal ini
menunjukkan betapa Matahari sangat dominan. Ikatan gravitasinya membuat
planet-planet dan benda lainnya di tata surya bergerak mengelilingi
Matahari secara teratur. Dan Matahari pun mengajak seluruh tata surya
untuk mengelilingi pusat galaksi Bimasakti dalam periode sekitar 220
juta tahun.
Cahaya yang dipancarkan Matahari sangat membantu kita dalam banyak
hal. Selain memberikan panasnya di siang hari, informasi yang ada di
dalam cahaya Matahari berperan besar dalam pengetahuan yang kita miliki
sekarang tentang bintang-bintang di alam semesta. Dalam jarak yang
tepat, cahayanya juga memberikan jaminan terhadap kebutuhan energi yang
diperlukan dalam kehidupan di Bumi.
Spektrum Matahari juga berjasa dalam banyak hal. Dahulu, saat
spektrum Matahari dipelajari pertama kali, manusia menemukan unsur
helium. Unsur ini dinamakan demikian karena saat itu hanya ditemukan di
Matahari. Dan dari spektrum inilah kita mengetahui bahwa Matahari dan
bintang adalah benda yang sejenis.
Singkat kata, Matahari adalah benda percobaan terdekat bagi astronom
di laboratorium alam semesta dalam meneliti bintang. Berbagai misi luar
angkasa yang khusus meneliti Matahari telah dan akan diluncurkan demi
mengenal Matahari lebih dekat, seperti Pioneer, Helios, SOHO, Genesis,
Stereo, dan lain-lain.
Sejak tata surya terbentuk hingga sekarang, peran Matahari dalam
mendukung kehidupan di Bumi sangatlah besar. Namun tidak selamanya akan
berjalan begitu, karena dalam evolusinya Matahari akan memanas dan
membesar. Saat itu, Matahari sudah tidak lagi mendukung kehidupan.
Bahkan ia akan menelan dan menghancurkan Merkurius, Venus, dan kemudian
Bumi. Akankah kehidupan di Bumi saat itu sudah berpindah ke planet lain?
Atau mungkin ke planet di bintang lain, galaksi lain? Sebaiknya begitu,
tetapi siapa yang tahu.
0 komentar:
Post a Comment
Komentar yang baik akan diterima secara baik juga